
Kondisi tersebut biasanya dibarengi dengan denyut jantung yang kencang.
Bukan hal yang mengejutkan jika jenis narkotika ini akan membawa dampak sangat berbahaya bagi penderita hipertensi atau darah tinggi.
“Sabu juga bisa menimbulkan efek kejang sampai perdarahan otak. Saya pernah secara langsung melihat di unit gawat darurat pasien wanita yang mengalami kejang dan perdarahan otak akibat penggunaan sabu-sabu yang berlebihan, hingga akhirnya meninggal,” ujar Dyan.
Tak ayal, penggunaan sabu turut meningkatkan suhu tubuh sampai tinggi sehingga menyebabkan demam luar biasa pada penggunanya.
Perlu dicatat bahwa peningkatan suhu tubuh yang berlebihan juga sangat berbahaya karena memengaruhi otak dan menimbulkan kejang.
Penggunaan narkoba golongan metamfetamin juga dihubungkan dengan penurunan jumlah sel saraf di sistem saraf pusat.
Kemampuan regenerasi sistem saraf pusat menjadi berkurang sehingga kerusakan sel saraf menjadi tidak dapat diperbaiki.
Penggunaan metamfetamin dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan pada otak secara menyeluruh.
Beberapa bagian otak yang dapat mengalami kerusakan pada penggunaan metamfetamin yaitu hipokampus yakni bagian otak ini berperan dalam proses mengingat dan mempelajari informasi baru.
Selain itu Striatum. Struktur subkortikal pada bagian otak ini memiliki fungsi krusial, yaitu pergerakan dan konsentrasi.
Korteks parietal di mana bagian otak ini berfungsi untuk memvisualisasikan objek yang bersifat nonverbal.
BACA JUGA: Rekam Jejak Reza Artamevia Gunakan Narkoba, Astaga!
Lalu korteks frontal dan prefrontal. Bagian otak ini memiliki peran penting dalam mengatur kemampuan kognitif, meliputi reasoning, problem-solving, dan juga konsentrasi.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News