
Asdep Bidang Pemasaran I Regional I Kemenpar Dessy Ruhati menambahkan, Festival Perang Air merupakan bagian dari perayaan Imlek. Momennya sangat pas. Keseruannya benar-benar pecah. Semua berbaur dalam suka cita, antara mereka yang ingin merayakan Imlek dan wisatawan yang haus hiburan.
“Data yang kami peroleh, semua kamar hotel di Kabupaten Kepulauan Meranti dinyatakan penuh. Bahkan kabarnya ada yang sudah melakukan reservasi dan booking kamar satu tahun sebelumnya. Ini luar biasa. Event ini sangat menarik,” jelasnya.
Sementara data dari Kesyahbandaran Otoritas Pelabuhan (KSOP) Selatpanjang, sudah lebih dari 8.000 orang tiba di Kepulauan Meranti. Mereka masuk ke Selatpanjang melalui Pelabuhan Tanjung Harapan. Data tersebut direkap pada Senin (4/2) lalu. Artinya, jumlah saat ini kemungkinan bertambah dan akan terus bertambah hingga menjelang berakhirnya kegiatan.
Menurut Kabid Pemasaran Area II Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenpar Diana Tikupasang, kemeriahan Festival Perang Air sudah bisa diprediksi sejak sekarang. Pasalnya, panitia akan mencatatkan event ini pada MURI.
“Ada tiga kategori yang akan menjadi target panitia penyelenggara untuk dicatatkan dalam rekor MURI. Pertama pengunjung mancanegara terbanyak, kedua soal rentang waktu kegiatan, dam ketiga tentang keunikan acara yang digelar,” bebernya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan, Festival Perang Air termasuk dalam kalender pariwisata perbatasan atau cross border lapis kedua. Jika event ini terus berkembang dan mendapat banyak atensi dari wisatawan baik nusantara maupun mancanegara, tidak menutup kemungkinan bakal masuk Calendar of Event (CoE) Kemenpar.
“Kepulauan Meranti menjadi salah satu daerah yang konsisten menggelar event. Tinggal bagaimana kegiatan tersebut bisa dikemas lebih menarik dan memiliki nilai jual. Sebab, semua event daerah yang masuk CoE Kemenpar menjadi prioritas untuk menjaring wisatawan,” tegasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News