
Iron juga mengingatkan, destinasi digital juga harus mampu menampung kebutuhan komunitas. Sebab, komunitas dengan basic massa yang besar menjadi market potensial untuk menghidupkan destinasi. “Secara umum, aspeknya banyak. Detailnya akan disampaikan saat TOT. Nanti akan disampaikan juga terkait studi kasus. Selain otentiknya alam dan lifestyle, destinasi juga harus mengakomodir komunitas,” ujarnya.
Terkait dengan pembiayaan, Destinasi Digital juga dituntut smart memanfaatkan potensinya. Dengan bujet yang tipis sekalipun, Destinasi Digital ini bisa dibangun dengan kualitas terbaik. Iron mengatakan, Destinasi Digital ini memiliki kekuatan berupa experience yang ditawarkan kepada setiap pengunjung. Konsep ini yang menjadi pembeda dengan unit bisnis lainnya.
“Harus ada elemen arsitektur yang lebih hidup. Destinasi ini menawarkan experience. Biar orang selalu ingat dan datang lagi, maka harus ada sesuatu yang atrakatif. Bentuknya ada banyak menurut bujetnya. Tapi dengan modal tipis, siapapun bisa membuat destinasi yang luar biasa. Untuk itu harus beda dari destinasi lain dan menarik. Dengan modal murah masih bisa dioptimalkan,” katanya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News