
Postur besar saat ini dimiliki oleh PLBN Nanga Badau. Mendapatkan suntikan dana Rp153,85 Miliar, area seluas 8,8 hektar ini mengalami restorasi fisik hingga fungsinya. Memiliki bangunan utama dengan luas 7.612 meter persegi, zona inti ini pun dilengkapi fasilitas terbaik. Ada klinik, gudang sita, bangunan jembatan timbang, dan X-Ray mobil pengangkut barang.
Fasilitas semakin lengkap dengan bangunan pelayanan terpadu kedatangan mobil kargo, cek poin, dan bangunan ulitilitas. Pejalan kaki juga dimanjakan melalui koridor khusus. “Infrastruktur terbaik secara umum dimiliki PLBN Nanga Badau dan Kapuas Hulu. Hal ini menjadi daya dukung pariwisata terbaik,” kata Kepala Bidang Pemasaran Area III Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Sapto Haryono.
Selain zona inti, PLBN Nanga Badau juga mengembangkan buffer zone. Wilayah penyangga ini memiliki luas total 2.493 Meter Persegi. Rinciannya, 1.193 Meter Persegi untuk pengembangan Wisma Indonesia, mess karyawan, dan gdung serbaguna. Lalu, fasilitas pelengkap seperti restoran, pusat ATM, bangunan peribadatan, dan pos keamanan didirikan di area dengan luas 1.300 Meter Persegi.
“PLBN Nanga Badau dan wilayah Kapuas Hulu jadi konsep terbaik untuk mengembangkan pariwisata. Faktor pendukungnya sangat kuat. Semua ini dibangun pemerintah untuk mendukung semua sektor, termasuk pariwisata. Tujuannya jelas, yaitu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat,” tutur Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Sumarni.
Perkembangan infrastruktur di Nanga Badau dan Kapuas Hulu pun mendapatkan apresiasi Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya. Menpar menjelaskan, pengembangan infrastruktur menjadi komitmen Presiden Joko Widodo hingga menguatkan sektor pariwisata. “Infrastruktur jadi daya dukung terbaik untuk pariwisata. Apa yang ditunjukan Presiden Joko Widodo memang luar biasa. Mengembangkan infrastruktur hingga berpengaruh positif terhadap pariwisata dan lainnya,” tutupnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News