
Era digital membuat perilaku turut berubah. Banyak generasi milenial kini telah beranjak dari kenyamanan ruang kerja dan memilih bekerja sembari berpetualang. Mereka menjadi pekerja lepas yang terlibat per proyek. Perilaku ini memunculkan sebuah istilah baru yakni Digital Nomad.
Bayangkan, Mereka tinggal di Berlin selama empat bulan, menyelesaikan satu proyek lalu pindah ke New York selama dua bulan. Setelah itu menetap di Chiang Mai selama tiga bulan. Mereka terus berpindah-pindah dari satu tujuan wisata ke tujuan wisata lainnya.
Gap Year Escape menganalisa lebih dari 12.000 foto di Instagram yang menggunakan tagar #digitalnomad. Mereka menghitung berapa banyak sebuah tujuan wisata ditandai oleh tagar itu. Hasilnya adalah, Bali menjadi tempat favorit para digital nomad untukbekerja.
Digital nomad banyak menghabiskan waktu mereka di Bali dengan bekerja sembari berjalan-jalan. Cuaca tropis yang menyenangkan, sambungan internet yang lancar, dan biaya hidup yang terjangkau menjadi alasan mereka betah di Bali.
Bali mengungguli London, New York, Paris, dan Berlin dalam daftar ini. Sementara Chiang Mai berada di posisi ketiga dan Bangkok berada di posisi ketujuh, keduanya ada di Thailand.
Gap Year Escape sendiri adalah blog perjalanan-petualangan dan backpacking yang didirikan oleh petualang Amar Hussain. Blog ini dibaca oleh orang dari 138 negara.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News