
Bagi Jonan, bisa bertemu Sri Paus di luar angan-angannya. Jonan bisa disebut hanya tergolong orang ''awam'' di lingkungan Katolik. Jonan memang dibaptis menjadi seorang Katolik sejak masih balita, tapi ia tidak pernah masuk hierarki Katolik.
Ketika akhirnya bertemu Sri Paus, Jonan tidak bisa banyak bicara. Padahal ia sempat mempersiapkan apa saja yang akan disampaikan ke Sri Paus.
Akhirnya, dalam perjumpaan pertama itu, Jonan hanya bisa mengucapkan satu kalimat pendek: "Holy Father, please pray for me".
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Bebek Wuhan
Sri Paus menyambutnya dengan genggaman tangan yang kuat, lalu juga mengucapkan satu kalimat untuk Jonan. "Pray for me too," ujar Sri Paus seperti yang diingat Jonan.
Di samping bertemu Sri Paus di Vatikan itu Jonan juga bertemu orang kedua paling punya posisi di sana: Kardinal Pietro Parolin. Awalnya Jonan tidak tahu siapa Kardinal Parolin. Ia tidak paham hierarki Takhta Suci Vatikan.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Naik Apollo
Padahal Parolin adalah orang yang bertanggung jawab atas administrasi kenegaraan Vatikan. Bahkan Kardinal Parolin adalah pejabat yang akan memimpin konklaf. Itulah forum pemilihan Paus baru setelah Paus yang lama meninggal dunia seperti sekarang.
Waktu bertemu Kardinal Parolin, Jonan ditemani Duta Besar Indonesia untuk Vatikan: Agus Sriyono dan istri. Jonan terus mengenang Agus Sriyono sebagai orang yang sangat baik.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Debat Santri
"Kardinal Parolin menyambut kami dengan hangat dan bercerita panjang lebar tentang kebijakan gereja dan dinamikanya," ujar Jonan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News