
Sebenarnya matahari kita itu kembar tiga. Atau empat. Silaturahmi dengan Jokowi itu jadi lebih dalam dari sekadar lebaran karena satu hal. Yakni Prabowo baru saja bertemu matahari ketiga: Megawati Soekarnoputri. Masalahnya bukan antara matahari 1 dan matahari 2. Tapi ada masalah besar antara matahari 2 dan matahari 3.
Politikus Golkar Idrus Marham tidak setuju dengan istilah matahari-matahari itu. Matahari terlalu terang. Politik itu remang-remang.
Ternyata tidak sesederhana lebaran. Sehari setelah ada penjelasan Muzani itu para perwira menengah polisi bersilaturahmi ke kediaman Jokowi di Solo. Mereka pakai pakaian dinas. Resmi. Tentu tidak dalam rangka lebaran.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Balik Kucing
Para perwira itu ternyata peserta pendidikan Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Sespimmen) Polri. Mungkin mereka harus bertemu banyak narasumber di bidang kepemimpinan. Mereka calon pemimpin. Calon bintang satu. Salah satu yang mereka pilih Jokowi.
Bahwa mengapa mereka memilih Jokowi tentu urusan mereka. Mungkin tidak sampai mempertimbangkan apakah yang seperti itu sensitif atau tidak. Dan Muzani tidak dalam kapasitas untuk ngomong lagi. Apalagi itu sudah jauh dari politik.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Tarif Tarifan
Tidak ada aturan boleh atau tidak boleh. Mungkin lebih ke bijaksana atau tidak bijaksana. Kita belum bisa menilai. Kita tidak tahu apa yang diinginkan dari Jokowi. Apa pula yang dikemukakannya.
Siapa tahu Jokowi justru berpesan: lakukan reformasi di kepolisian. Jangan-jangan Jokowi justru minta: "lakukan apa yang belum sempat saya lakukan. Yakni reformasi di tubuh polri".
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Sekolah Rakyat
Asyik kan?
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News