
GenPI.co - Apa untungnya terus mempersoalkan asli tidaknya ijazah S-1 Jokowi? Toh ia sudah bukan presiden lagi?
Apakah pula manfaatnya mempersoalkan tidak terwujudnya mobil Esemka Jokowi? Toh kalau pun terwujud apakah Anda mau membelinya?
Anda sudah tahu: Jokowi punya ijazah sarjana Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Dulu pernah diributkan asli tidaknya. Lalu lama reda.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Krisis Bius
Belakangan ramai lagi di medsos. Sampai ada yang bilang 11.000 persen ijazah itu palsu. "Di tahun ijazah itu diterbitkan UGM, belum ada jenis huruf seperti itu," kata yang meributkan.
Presiden Jokowi, seperti biasa, tidak terlalu menanggapinya. Ia seperti sangat pede. Apalagi tidak ada yang secara resmi menggugat ke pengadilan. Mungkin karena tidak ada yang merasa punya legal standing untuk menggugat.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Mbak Titiek
Kalau pun digugat, yang mungkin lebih menghadapi kerepotan adalah UGM. Bukan Jokowi. Misalnya kalau penggugatnya menggunakan UU keterbukaan informasi publik. UGM harus menjelaskan semuanya.
Tapi tetap saja tidak ada manfaatnya bagi publik. Kalau pun ijazah itu ternyata palsu, toh tidak bisa dipakai untuk menurunkan Jokowi dari jabatan presiden. Ia sudah selesai menjabat presiden dua periode. Paling hanya akan jadi bukti tambahan bahwa universitas kita tergolong paling tidak jujur di dunia.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Nilai Prabowo
Pun soal mobil Esemka. Apa manfaatnya untuk digugat ke pengadilan. Paling hanya memuaskan emosi.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News