
GenPI.co - Yang harus dibius di rumah sakit ini 300 sampai 350 orang. Tiap bulan. Belum termasuk di dua rumah sakit swasta sekotanya.
Tapi sudah lebih dua bulan terakhir, tukang biusnya, dokter ahli anestesi, berhenti. Tidak ada lagi ahli anestesi di daerah itu. Sampai ada pasien yang meninggal dunia.
Dulunya ada dua dokter anestesi di situ: di RSUD TC Hillers. Di kota Maumere, Kabupaten Sikka, Flores. Dua-duanya sudah berhenti.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Mbak Titiek
Yang satu, kontraknya habis tanggal 31 Desember. Berarti tinggal satu orang. Wanita. Bujangan. Namanyi: Yosefina Hermiyanti.
Dokter Yosefina kewalahan. Dua orang saja sangat berat. Apalagi sendirian. Dia sudah enam tahun di RSUD Hillers. Sejak 2018. Insentifnyi tidak pernah naik.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Nilai Prabowo
Dokter Yosefina memang punya kewajiban mengabdi di daerah. Lima tahun. Sudah selesai. Dia tabah-tabahkan satu tahun lagi. Akhirnya tidak kuat. Dia berhenti. Dia alumnus Universitas Udayana. Spesialis anestesinyi di Unair Surabaya.
Dokter satunya, laki-laki. Namanya: dr Remidazon Rudolfus Riba, ST, Sp.An. Dipanggil dokter Remi. Ia lahir di Desa Uwa, sebuah pulau kecil di seberang Maumere: Pulau Palue.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Bulan Ranjang
Dokter Remi alumni Universitas Wijaya Kusuma Surabaya yang lulus spesialis anestesi di Universitas Udayana, Bali.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News