Catatan Dahlan Iskan: Mbak Titiek

Catatan Dahlan Iskan: Mbak Titiek - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Disway

Kalau ditanya pilih mana: punya kelebihan menulis atau menyanyi, saya sulit menjawab. Paling saya pilih bisa menulis  dan menyanyi. Tapi pilihan seperti itu tidak ada.

Apa pun Mbak Titiek harus dikenang. Dia satu-satunya seniman kita yang punya kemampuan di banyak hal, terutama dalam menyanyi dan menciptakan lagu.

Yang paling saya sukai adalah: Kupu-Kupu Malam. Lagu itu begitu manusiawi. Apa adanya. Begitu menggugat.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Nilai Prabowo

Saya mencoba ingin mengenang Mbak Titiek dengan cara menyanyikan lagu itu. Tidak berhasil. Tidak bisa. Tidak hafal satu pun kalimat dalam syairnya. Istri saya yang lantas mewakili suami.

Lagu lain yang saya tahu adalah: Bing. Yakni lagu yang dia ciptakan saat seniman besar Betawi, Bing Slamet meninggal dunia. Mbak Titiek begitu hebat dalam mengenang Bing di dalam lagunyi. Saya masih belum tahu adakah pencipta lagu dan penyanyi lain yang kini ganti menciptakan lagu untuk Mbak Titiek.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Bulan Ranjang

Saya juga ingat setiap Lebaran Mbak Titiek membuat operet Lebaran. Tampil di TVRI. Pelakunya para penyanyi cilik di zamannya. Dia sendiri yang jadi sutradara dan penulis skenario. Dia juga yang melatih para pelaku operet itu.

Jangan sampai kita tidak  membuat monumen untuk Mbak Titiek. Sekecil apa pun. Maka kali ini saya mengemis kepada para perusuh agar khusus di edisi hari ini perusuh hanya membuat komentar tentang Mbak Titiek. Tidak boleh lain.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Tunggu 20 Persen

Inilah edisi yang kita persembahkan bersama untuk Mbak Titiek: semua komentar hanya tentang Mbak Titiek. Komentar itu akan kami abadikan. Kami pigura. Kami gantung di dinding kantor Harian Disway. Juga kita pigura untuk kita kirim ke keluarga Mbak Titiek.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya