
Hanif membeberkan berdasarkan hasil kajian, keempat bangunan itu berkontribusi menyebabkan banjir di Bogor dengan kerugian material yang besar dan 1 korban jiwa.
"Ini pemerintah pusat tidak boleh diam, kita harus mengambil langkah-langkah serius dan ini kejadian ini sudah berulang ulang, artinya alam telah mengkalibrasi bahwa kalau kita berbuat seperti ini terus bencana di hulu di hilir cukup besar," tegas dia.
Menurut dia, penyegelan ini akan terus berlanjut di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung.
BACA JUGA: Tragis! 4 Warga Bogor Tewas Setelah Tenggak Miras Oplosan
Ini mulai dari kawasan hulu di Puncak hingga hilir di wilayah Jakarta.
"Kita di segmen satu dari DAS Ciliwung. Nah, segmen hulu ini ada di Kabupaten Bogor kemudian, segmen ke dua ada di Kota Bogor, segmen tiganya Kabupaten lagi, segmen empatnya Depok, segmen lima dan enemnya di Daerah Khusus Jakarta," papar dia.
BACA JUGA: Momen Langka! Polisi Buka Akses Tol Buat Motor, Demi Warga Terdampak Banjir di Bekasi
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi akan mengembalikan alam Jawa Barat seperti semula sesuai dengan penataan ruang.
"Untuk itu juga kami akan berkoordinasi dengan Gubernur Jakarta untuk membicarakan ini karena Jawa Barat itu palang pintunya Jakarta dan paling utamanya warga di Jakarta, jangan lagi bangun bangunan villa dan sejenisnya di Puncak," tutur Dedi.
BACA JUGA: Tangani Banjir Jabodetabek, AHY dan Kementerian PU Turunkan Alat Berat
Selain itu, Bupati Bogor Rudy Susmanto mencabut kewenangan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di Pemerintah Kabupaten Bogor, dalam memberikan izin.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News