Catatan Dahlan Iskan: Juara Inul

Catatan Dahlan Iskan: Juara Inul - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Disway

Tiap Minggu malam Bajuri ke diskotik dangdut itu. Lihat Inul.  Saat itu namanyi sudah Inul Daratista. Masih lokal tapi sudah lumayan terkenal. Bajuri ingat lagu yang sering dinyanyikan Inul berjudul ”Liku-liku”. Yakni lagu yang diciptakan Renold Panggabean.

Penyanyi pop sekelas Renold pun saat itu punya album dangdut. Yang musiknya lebik menonjol dari vokalnya. Anda sudah tahu siapa Renold: pernah jadi suami Camelia Malik.

Di diskotik Permata itulah Inul berubah nasib. Salah satu pengunjungnya orang Belanda yang sering ke Surabaya. Dalam kunjungan kesekian kalinya si Belanda mengundang Inul ke Belanda. Yakni untuk tampil di pasar malam di sana. Pasar malam yang sudah melegenda. Tong-Tong namanya. Satu bulan.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Madinah Kabur

Bajurilah yang ikut mendorong agar Inul menerima tawaran itu. Memang honornya amat kecil tapi baik untuk batu loncatan. Dan lagi kapan pula anak desa Japanan, Sidoarjo, ini bisa ke Eropa.

Salah satu syarat Inul bisa ke Belanda adalah ini: harus punya email. Saat itu Inul belum punya email. Juga belum tahu cara membuat email.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Karambol Madinah

"Gampang. Saya buatkan," ujar Bajuri.

Usai mentas di diskotik itu Inul diajak Bajuri ke kantornya di Graha Pena Surabaya. Itu tahun 1998. Gedungnya belum sepenuhnya jadi. Masih banyak bahan bangunan menumpuk di sana-sini.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Gosip N.D.A.S

Inul diminta menunggu di tempat parkir. Mobilnya masih Espass. Sudah hampir pukul 02.00. Jam penampilan Inul di Permata adalah pukul 00.00 sampai pukul 01.00.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya