Catatan Dahlan Iskan: Bukit Wangbuliao

Catatan Dahlan Iskan: Bukit Wangbuliao - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Disway

Dua meja makan penuh. Meja wanita terpisah agar mereka bisa lebih asyik bicara baju dan perhiasan.

Saya justru tertarik dengan latar belakang pemilik rumah ini: ia kini pemilik pabrik tepung ikan terbesar di Indonesia. Segala macam ikan tidak laku ia tampung. Pun ikan yang sudah membusuk. Digiling sekalian dengan tulangnya. Untuk makanan ternak, pupuk, dan makanan ikan.

Namanya: Teguh Wijaya. Umur 67 tahun.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Uang Mati

Ia tidak tamat sekolah apa pun. Pun tidak tamat SD. Sekolahnya hanya sampai kelas tiga di Desa Mojosari, tempatnya lahir.

Ia merasa cukup sudah bisa membaca dan menulis –biar pun tidak lancar. Satu-satunya buku yang pernah ia baca adalah buku ''Ini Budi''.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: PIK 2 Brigit

Teguh harus cari uang. Kakak-kakaknya tetap sekolah. Adik-adiknya masih kecil. Ayahnya, pedagang kacang rebus di Mojosari, Mojokerto.

Bedanya, kacang rebus itu dikeringkan. Di mana ada pertunjukan wayang kulit pedagang ambil kacang dari sang ayah.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: LA

Keluarga kacang rebus ini menyewa rumah di belakang kelenteng Mojosari. Ayahnya ingin cepat punya modal memperbesar usaha.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya