Catatan Dahlan Iskan: Tipuan Magelang

Catatan Dahlan Iskan: Tipuan Magelang - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Disway

Semula saya heran: apa hubungannya Perang Diponegoro dengan Revolusi Prancis. Kita-kita hanya tahu bahwa Daendels --Herman Willem Daendels-- adalah Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang kejam.

Terlalu sedikit yang tahu bahwa Daendels adalah kepanjangan tangan Napoleon Bonaparte, penguasa Prancis saat itu.

Daendels memang orang Belanda tapi ia dibenci kerajaan Belanda. Ia digolongkan tokoh muda yang ingin melakukan seperti revolusi Prancis di Belanda: raja harus ditumbangkan.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Partner Dansa

Itu berawal ketika ayah Daendels meninggal. Sang ayah seorang hakim. Daendels ingin menggantikan ayahnya sebagai hakim di daerahnya. Raja Belanda tidak menyetujuinya.

Sejak itu Daendels lari ke Prancis dan jadi patriot di sana. Ketika Prancis mengalahkan Belanda, Hindia Belanda otomatis menjadi jajahan Prancis. Maka adik Napoleon Bonaparte menugaskan Kolonel Daendels menjadi Gubernur Jenderal di Hindia Belanda. Pangkatnya dinaikkan menjadi Jenderal Kolonel --setingkat bintang dua.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Mati Lagi

Anda juga sudah tahu: Daendels harus berangkat ke Jawa secara sembunyi-sembunyi. Kawasan laut saat itu dikuasai Inggris, setelah kawasan darat Eropa dikuasai Prancis. Keberangkatannya tidak boleh diketahui Inggris.

Maka Daendels berangkat ke Jawa naik kapal dulu jurusan New York! Enam bulan kemudian baru tiba di Anyer --ia takut langsung mendarat di Batavia. Dari Anyer ia jalan darat menuju Jakarta.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Perusuh Bocor

Zaman itu perjalanan dari Anyer ke Jakarta memakan waktu tiga hari.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya