Catatan Dahlan Iskan: Manajer Istri

Catatan Dahlan Iskan: Manajer Istri - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Disway

Setelah pertemuan selesai saya minta bantuan doa pada mereka untuk James F. Sundah –wartawati Zulfarida Ariyani yang memimpinnya.

Anda pun jadi tahu: mengapa saya tidak jadi Camino bulan Oktober lalu. Lia-lah yang menurut rencana akan menemani saya ke perjalanan rohani menuju Cathedral di Santiago, Spanyol  itu. Ketika tiba waktunya siap-siap ber-Camino Lia ternyata harus merawat suami.

Maka di bulan September itu rapat-rapat-jarak-jauh yang mestinya membahas apa saja yang harus disiapkan untuk Camino menjadi semacam konsultasi bagaimana cara menangani penyakit James.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Habib Bola

Lia ingin membawa pulang James ke Indonesia. James merasa lebih nyaman kalau penanganan kankernya dilakukan oleh dokter Asia yang memahami pengobatan timur.

Saya keberatan dengan ide itu. "Anda beruntung terkena kanker di Amerika. Rumah sakit terbaik ada di sini. Obat terbaru ada di sini. Dokter paling hebat ada di sini," kata saya.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Hidup Baru

Apalagi sebagai pemegang kartu permanent residence, James-Lia berhak atas fasilitas kesehatan Amerika. Belum lagi asuransi kesehatan suami-istri itu ampuh untuk pengobatan apa pun di sana.

Lia berhari-hari menangis. Pun di saat telepon saya di tengah malam. Saya harus bijaksana berbicara dengan wanita yang lagi dalam duka yang dalam.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Mayasari Tempe

"Saya...em... belum siap kehilangan James," ujar Lia sesenggukan. Tidak hanya satu-dua kali. "Saya sangat sayang James," katanyi berkali-kali.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya