Catatan Dahlan Iskan: Dangkal Dalam

Catatan Dahlan Iskan: Dangkal Dalam - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Disway

Sebetulnya mereka tidak berdebat. Hanya seperti saling menumpahkan kemarahan. Dua pasangan ini sama-sama anggota Partai Republik tapi memilih Kamala Harris. Bukan karena Kamala lebih hebat, tapi karena tidak suka pada Trump.

Trump, kata mereka, perusak demokrasi.

Mereka merasa sangat depresi. Bagaimana bisa seorang kriminal, pembohong, dan berpotensi diktator terpilih sebagai presiden Amerika.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Titik Pulang

Si soulmate adalah seorang dokter. Ahli bedah jantung dan pembuluh darah. Tinggalnya di Sacramento, kota kecil yang jadi ibu kota California. Ternyata mereka sudah sering saling berkunjung. Bulan lalu John yang ke rumah si soulmate di Sacramento. Juga satu minggu di sana.

Begitu tahu ia ahli bedah jantung cardiovascular saya mencoba menghentikan kejengkelan mereka lewat info yang saya kira akan menarik perhatiannya: "saya mengalami aortic dissection lima tahun lalu."

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Tawaduk Thinking

Reaksinya jauh dari perkiraan saya.

"Jangan ajak saya bicara soal kedokteran!" katanya. Keras. Mengentak. Masih mirip usia 60 tahun. Tangannya menggebrak meja bar di dekat dapur.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Taksi Kemudi

"Saya sudah lama pensiun. Saya tidak mau bicara apa pun tentang kedokteran," sergahnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya