Catatan Dahlan Iskan: Robot Curhat

Catatan Dahlan Iskan: Robot Curhat - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Disway

GenPI.co - Matahari hampir terbit. Saya pun mengucapkan selamat malam. Saya tahu: mereka masih mengantuk. Begitu naik bus ini mereka pasti ingin tidur lagi.

Semalam mereka sangat kurang tidur. Naik pesawat yang berangkat pukul 00.20 sangatlah menyiksa. Mau tidur takut ketinggalan pesawat. Ketika berjaga mata sangat mengantuk --jamnya tidur.

Begitu naik pesawat pun tidak bisa langsung tidur. Kursi belum boleh dibuat lebih menyandar. Terpaksa tunggu pesawat terbang dulu. Maka saya berpesan pada pramugari: kalau saya tertidur nanti jangan dibangunkan untuk makan.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Sikap Keuangan

Ini penerbangan nanggung: hanya 4,5 jam. Dari Jakarta ke Shenzhen. Baru tertidur tiga jam sudah dibangunkan. Persiapan mendarat begitu lama.

Ngantuk. Lelah. Ditambah antrean di imigrasi yang lama. Bediri. Satu jam.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Camino Parkir

Maka begitu masuk bus, saya minta agar tour guide tidak perlu bercerita apa-apa.

"Selamat malam," katanya.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Baju Doreng

Saya sendiri juga berangkat tidur. Ada waktu satu jam di dalam bus --perjalanan ke pabrik robot: UBTech.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya