
GenPI.co - BERENAM kami ke masjid itu. masjid di pusat kota Fuzhou, ibu kota provinsi Fujian.
Masjid besar. Kosong. Gelap. Padahal sudah waktunya salat magrib –salat ''tiga unit gerakan'' di waktu matahari terbenam.
Gerbang depannya tutup. Ini gerbang baru. Temboknya tinggi sekali. Bernuansa Islami.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Alwi Novi
"Lewat samping," ujar Alwi Arifin, dosen Bahasa Indonesia asal pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo.
Alwi sudah biasa ke masjid itu. Tiap Jumat. Tapi baru sekali ini datang di waktu magrib.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Nobar Bandung
Kami pun masuk lewat gerbang samping. Memasuki koridor. Itulah koridor yang memisahkan bangunan gerbang depan dengan bangunan masjid.
Gerbang depan itu sekaligus untuk kantor, penunggu masjid, dan ruang pertemuan. Bangunan masjidnya sendiri sepenuhnya untuk ruang ibadah.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Liem Din
Setelah berwudu kami masuk masjid. Berwudu adalah ritual membasuh muka, tangan, dan kaki sebelum salat.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News