
"Dulu lahan di sini tandus dan gersang. Setelah ditanami indigofera, manfaatnya tanah jadi subur, daunnya bisa jadi pakan ternak kambing atau domba. Kalau rantingnya nanti digunakan buat tenaga pembangkit biomassa," terangnya.
Ia optimistis program ini dapat berkelanjutan dan mampu mendorong roda perekonomian bagi desanya.
"Dengan diadakan program penanaman indigofera ini semoga ke depannya bisa mendongkrak tingkat ekonomi untuk warga dan masyarakat di Desa Bojongkapol pada khususnya," tuturnya.
Lebih lanjut, menurut dia, program ini terus menarik animo masyarakat lainnya sehingga tertarik untuk mempelajari lebih jauh dan berpartisipasi.
BACA JUGA: PLN Salurkan Bantuan Stimulan kepada Warga Terdampak Proyek PLTA Cisokan
"Bnyak sekali warga yang ingin tahu lebih lanjut tentang program ini. Bahkan di warung kopi pun kami masih berbincang tentang hal ini," katanya.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyebut pengembangan biomassa ini merupakan wujud nyata kolaborasi dalam mengakselerasi transisi energi.
BACA JUGA: PLN Inisiasi Biomassa Berbasis Pertanian Terpadu, Ubah Lahan Kritis Jadi Produktif
"Transisi energi merupakan tantangan sekaligus peluang bagi kita semua. Upaya ini membutuhkan lebih banyak pihak untuk bersatu melalui kolaborasi sehingga dapat diduplikasi secara nasional di wilayah-wilayah lainnya," ucapnya.
Melalui program di Tasikmalaya, pihaknya mampu memberdayakan lebih dari 400 masyarakat setempat dengan potensi nilai ekonomi sebesar Rp30 miliar per tahun.
BACA JUGA: PLN Sukses Bangun GIS 150 kV Sawangan, Potensi Selamatkan 71 Juta kWh
"Ke depan, kami menargetkan program ini akan melibatkan 1,25 juta masyarakat di seluruh tanah air, sehingga mampu mencapai nilai ekonomi hingga Rp 9,5 triliun per tahun," ujarnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News