Catatan Dahlan Iskan: Machmud Algae

Catatan Dahlan Iskan: Machmud Algae - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Disway

Di Sukoharjo airnya tawar. Machmud mendalami algae lebih dalam: agar benih algae air payau bisa dikembangkan di kolam air tawar. Berhasil.

Justru itulah keunggulan algae yang dikembangkan Machmud. Algae-nya sangat bersih. Tidak mengandung logam berat. Terutama tidak terkontaminasi microcystin.

Dari kolam sederhana yang saya lihat kala itu Machmud belajar banyak. Belajar dari kegagalan-kegagalannya.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Suami Batak

Misalnya bagaimana agar air kolam bisa terus berputar agar algae-nya tidak mati. Ia juga belajar dari gagal panennya.

Awalnya untuk memanen algae itu Machmud menggunakan saringan kain blaco. Air kolam yang sudah padat algae diayak pakai kain.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Disway Malang

Airnya jatuh, algae-nya tertahan di kain. Ternyata banyak algae yang ikut terbuang bersama air. Dari situ Machmud mengganti saringan kain dengan membran dengan lubang-lubang 50 micron.

Dua tahun lamanya usaha rintisan itu tidak memberikan hasil. Tepung algae yang dikeringkannya sulit diterima pasar. Harganya terlalu mahal.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Sosiologi Ekonomi

Setelah banyak belajar dari kesalahan lama Machmud membangun kolam baru. Di tempat lain. Di tanah tegal milik ayahnya. Luasnya 6000 m2.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya