
Hal ini karena jumlah siswa di sekolahnya terus bertambah.
"Karena jam belajar yang serentak dilakukan pihak sekolah terpaksa memakai ruang bekas kantor untuk proses belajar mengajar siswa, seharusnya kelas I dan II menggunakan kelas yang sama atau paralel, namun dengan jam yang berbeda pagi dan siang," papar dia.
Di sisi lain, baru 87 ruang kelas yang dikelola dengan anggaran Dana Alokasi Umum (DAU) senilai Rp 100 juta per satu lokal.
BACA JUGA: Sejumlah Ruang Kelas Rusak Akibat Gempa di Pandeglang Belum Diperbaiki
Ada pula sekolah yang mendapatkan bantuan dari Corporate Social Responsibility (CSR) seperti sekolah di Cibeber yang dibangun Institut Teknologi Bandung (ITB).
"Kementerian PUPR merencanakan pembangunan kelas baru untuk 32 SD di Cianjur, sehingga beberapa sekolah termasuk SDN Sukaluyu 1 termasuk penerima bantuan tersebut," ungkap dia.
BACA JUGA: Tragis! Siswa SMP di Sukabumi Meninggal Dunia, Diduga Dibacok Sepulang Sekolah
Selain itu, Disdikpora juga mengajukan perbaikan bangunan sekolah ke pemerintah daerah.
Namun demikian, keterbatasan anggaran APBD Cianjur membuatnya mengajukan bantuan ke pemerintah provinsi dan pusat serta CSR perusahaan swasta.(ant)
BACA JUGA: Anak Naik Angkot ke Sekolah, Edward Akbar: Buat Daya Juang
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News