
Di mata Bambang –pun di mata siapa saja– Faisal itu istimewa.
Ibarat partai hanya ia yang tabah menjadi oposisi seumur hidupnya. Oposisi terhadap pemerintah.
Ia selalu kritis pada kebijakan ekonomi negara. Utamanya, belakangan, soal penambangan nikel.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Nostra Aetate
Faisal hampir tidak pernah mengenakan sepatu. Alas kakinya selalu saja sandal-sepatu.
Ia juga tidak pernah membawa tas. Ke mana-mana Faisal mamanggul ransel.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Babi Teknologi
Faisal adalah ahli ekonomi kelas satu dengan penampilan kelas ekonomi.
Faisal pernah mengembalikan uang ratusan juta rupiah ke salah satu BUMN. Sebenarnya itu uang honorarium atas jasa pemikirannya. Tapi ia merasa nilainya berlebihan. Ia merasa ada maksud tersembunyi di balik uang itu: agar tidak terlalu kritis pada BUMN tersebut.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Porang Hidup
Faisal bulan lalu menerima undangan kelompok tani di Sumatera Utara. Ia hanya dijemput mobil tanpa AC. Perjalanannya jauh. Enam jam. Naik turun. Sampai muntah-muntah. Ia tidak mengeluh. Nasib petani lebih buruk daripada dirinya. Harus dibela.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News