Catatan Dahlan Iskan: Kereta Luxury

Catatan Dahlan Iskan: Kereta Luxury - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Disway

Belum lagi terlelap pramugari kereta membangunkan. Saya pura-pura sudah tidur. Terus saja dia membangunkan. Saya ingin adu kuat. Akhirnya dia terdengar pergi.

Dalam hati saya agak mendongkol. Tapi salah saya sendiri: mengapa tidak meninggalkan pesan jangan dibangunkan untuk makan.

Di pesawat saya selalu berpesan pada pramugari: kalau tertidur jangan dibangunkan. Bagi orang seperti saya tidur lebih penting daripada makan.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Pilkada Jabatan

Masalahnya: saya tidak mengira kalau akan ada makan malam. Tidak lama kemudian sang pramugari datang lagi. Membangunkan lagi. Saya tetap pura-pura sudah tidur. Pun ketika dibangunkan beberapa kali.

Pramugari pun pergi.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Tumit Zaytun

Harapan saya untuk tidur nyenyak tidak kesampaian. Bukan soal dibangunkan itu tapi soal lain: guncangannya. Guncangan di sepanjang perjalanan membuat saya tidak bisa lelap.

Saya tahu: rel kita sudah tua. Pun bukan milik KAI. Rel adalah milik pemerintah. Atau karena gerbong ini di posisi sangat belakang?

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Jaksa Terdakwa

Mungkin saya harus sering-sering naik luxury: agar terbiasa dengan guncangan.(Dahlan Iskan)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya