
Misalnya yang di kecamatan Pudak, Ponorogo. Mereka awalnya sangat bergairah. Punya harapan bisa naik ke kelas menengah.
Itu terjadi setelah Covid-19. Bank menawari mereka kredit kepemilikan sapi perah. Satu orang bisa dapat dua ekor. Untuk membayar bunga dan cicilan diambil dari hasil perahan susu.
Lancar. Sesuai harapan. Tidak ada masalah pemasaran. Pabrik susu Nestle selalu membelinya.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Kelas Menengah
Datanglah penyakit mulut dan kuku (PMK). Banyak sapi mati. Yang tidak mati pun tidak lagi produktif. Harus dijual dengan harga bantingan.
Yang tersisa adalah utang di bank. Mereka tidak tahu lagi bagaimana harus mengatasinya. Tidak mungkin lagi cari pinjaman baru di bank. Nama mereka sudah masuk daftar hitam.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Mama Momala
Sate ini enak. Tapi pikiran ini tidak enak.(Dahlan Iskan)
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan; 260 Disway
Simak video berikut ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News