
GenPI.co - Sejumlah daerah di 3 provinsi mulai mengalami kekeringan ekstrem setelah nyaris tiga bulan tidak diguyur hujan.
Ketiga provinsi ini adalah Provinsi Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat.
Deputi Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan mengatakan 18 kabupaten/kota dan puluhan kecamatan di 3 provinsi ini mengalami kekeringan akibat kurang hujan dengan kategori ekstrem.
BACA JUGA: BMKG: Waspada Bencana Hidrometeorologi di Jawa Tengah saat Musim Kemarau
Ardhasena menilai para stakeholder harus mengambil langkah mitigasi dan penanggulangan demi mengurangi dampak yang ditimbulkan kepada masyarakat.
Dia menyebut kekeringan ekstrem bisa berdampak pada potensi gagal panen atau perubahan periode tanam, semakin berkurang ketersediaan air bersih, hingga meningkatkan potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
BACA JUGA: BMKG Sebut Sejumlah Provinsi Masuki Musim Kemarau
"Termasuk potensi gangguan kesehatan masyarakat salah satunya dari penyebaran penyakit demam berdarah juga perlu diperhatikan karena musim kering dapat meningkatkan frekuensi gigitan nyamuk," kata dia, dikutip Kamis (25/7).
BMKG melaporkan setidaknya ada 5 kabupaten dan kota di Provinsi NTT yang mengalami kekeringan ekstrem sampai dengan Sabtu (20/7).
BACA JUGA: Waspada! BMKG Ingatkan Ada 165 Titik Panas Terdeteksi di Kalimantan Barat
Kelima wilayah ini meliputi Kota Kupang (Kecamatan Kota Raja, Alak, Maulafa, Kota Lama, Oebobo, Kelapa Lima selama 92 hari tanpa hujan), Kabupaten Belu (Kecamatan Atambua Selatan selama 91 hari), Sumba Timur (Pandawai, Kahaungu Eti selama 89 hari tanpa hujan), Sabu Raijua (Sabu Barat, Hawu Mahera selama 76 hari), dan Kupang (Sulamu selama 64 hari).
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News