
Waktu itu PGN akan menempatkan stasiun gasifikasi terapung di lepas pantai Belawan, Medan. Bentuknya kapal.
Kapal itu akan menerima kiriman gas cair (LNG) dari luar negeri. Lalu gas cair itu diubah menjadi gas biasa di dalam kapal tersebut.
Dari kapal itu gas-nya dikirim pakai pipa ke Belawan. Lalu dari Belawan disalurkan ke Medan.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Ditoto Dito
Itu langkah yang sangat bagus. Medan memang kekurangan gas. Sebagai kota industri terbesar di Sumatera gas adalah ibarat darah kehidupan bagi badan.
Saya sekaligus kaget mendengar rencana itu. Penyebabnya: saya sudah memutuskan cara lain untuk mengatasi kelangkaan gas di Medan.
BACA JUGA: KPK Kembali Panggil eks Menteri BUMN Dahlan Iskan Terkait Kasus LNG di Pertamina
Dengan cara saya itu tidak hanya kekurangan gas di Medan yang teratasi, tapi sekaligus bisa menyelamatkan ''harta karun'' di Aceh. Yakni terminal LNG di Arun yang terancam nganggur dan jadi besi tua.
Anda sudah tahu: di Arun terdapat terminal LNG beberapa buah dengan kapasitas besar. Dulunya gas dari beberapa sumur di Aceh disalurkan ke Arun. Lalu dijadikan gas cair (LNG) di terminal LNG itu. Setelah jadi gas-cair LNG itu dikirim ke Jepang dengan menggunakan tanker LNG.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Daging Babi
Waktu itu sumber gas di Aceh sudah menipis. Beberapa terminal LNG Arun sudah menganggur. Lalu akan menganggur total. Semuanya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News