
Kalau hasil pengurangan lahan tambang dari perusahaan besar itu ditenderkan, pasti akan jatuh ke lingkaran orang-orang itu lagi.
"Padahal kalau diberikan ke ormas keagamaan hasilnya bisa untuk umat," katanya. Dengan demikian maka keadilan distribusi sumber daya alam pun lebih baik.
Itulah sebabnya ketika mendapat tawaran hibah tambang NU langsung mengajukan permohonan.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Tambang Bumi
"Jangankan tambang batu bara, sampeyan-sampeyan ini ditawari gethuk saja mau," gurau Gus Yahya. Gethuk adalah makanan berasal dari singkong yang ditumbuk halus. Batubara warnanya hitam. Gethuk warnanya putih.
Kenapa NU mengajukan permohonan itu? "Ya karena jelas, kita butuh itu," katanya.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Luka Jateng
Gus Yahya lantas berseloroh sambil menunjuk hadirin dari kalangan NU. "Coba lihat sampeyan-sampeyan ini, melarat semua. Sudah berapa lama melarat seperti ini," katanya.
"Warga NU itu saking sudah lamanya melarat sampai pun imajinasi untuk menjadi kaya saja tidak punya," katanya.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Satria Vertikal
Gus Yahya rupanya juga mendengar sorotan ini: mengapa tidak mengutamakan penggalangan iuran anggota saja. Kalau setiap warga NU urunan Rp 2.000 saja seminggu sekali, hasilnya sudah lebih banyak dari tambang batu. bara. Apalagi pasti banyak yang tidak sekadar Rp 2 000 --harga sebatang rokok yang paling murah.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News