
Dalam hal ini, Mahasiswa bisa mengajukan keringanan UKT secara daring, siber kampus, tanpa harus ketemu.
"Pada intinya, Unair memiliki prinsip bahwa jangan sampai ada mahasiswa pintar yang tidak dapat melanjutkan studi karena masalah ekonomi," tutur dia.
Ardianto menggarisbawahi pihak kampus membuka jalur komunikasi seluas-luasnya kepada mahasiswa yang merasa kesulitan secara finansial.
BACA JUGA: Kenaikan UKT Diprotes, UIN Jakarta Buka Suara
Ardianto membeberkan UKT hanya menyumbang kurang lebih 50 % pendapatan Unair.
Sisanya berasal dari dana hibah dari Kementerian (BPPTNBH), APBN untuk gaji dosen dan tendik PNS, penghasilan dari kerja sama, dan badan usaha milik Unair.
BACA JUGA: Cerita Mahasiswa UNS Solo Bayar UKT Makin Praktis Pakai BRImo
"Jadi, Unair tidak semata-mata hanya mengandalkan UKT dari mahasiswa. Terdapat Unit Penghasil Pendapatan yang lain, antara lain Airlangga Excecutif Education Center, Airlangga Assesment Center, CESGS, Rumah Sakit Unair -RSUA,RSGM-UA, RSH-UA- dan unit penghasil lainnya termasuk juga dari Badan Usaha milik Unair meliputi, Airlangga Global Travel, Inovasi Bioproduk Indonesia -Inobi-, PT Abisheka Bangun Sarana, PT Dharma Putra Adigraha, Airlangga Univ Consulting dan lain-lain," jelas dia.(ant)
Video populer saat ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News