
GenPI.co - Jarak bahaya Gunung Slamet di Jawa Tengah (Jateng) diperluas dari sebelumnya hanya 2 kilometer (km) menjadi 3 km akibat adanya peningkatan aktivitas vulkanik.
Hal ini ditegaskan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid mengatakan Gunung Slamet adalah gunung api strato berbentuk kerucut dengan tinggi puncaknya 3.432 meter di atas permukaan laut.
BACA JUGA: Antisipasi Banjir Susulan, BNPB Lanjutkan Modifikasi Cuaca di Sekitar Gunung Marapi
"Potensi ancaman bahaya saat ini adalah erupsi freatik maupun magmatik yang dapat menghasilkan lontaran material pijar yang melanda daerah di sekitar puncak dalam radius tiga kilometer," kata dia, dikutip Sabtu (18/5).
Wafid membeberkan hujan abu Gunung Slamet dapat terjadi di sekitar kawah maupun daerah yang ditentukan arah dan kecepatan angin.
BACA JUGA: Gunung Ibu Kembali Meletus, Muntahkan Abu Vulkanik Setinggi 4 Km
"Aktivitas vulkanik pada tahun ini umumnya didominasi oleh hembusan asap kawah dengan tinggi 50 hingga 500 meter dari atas puncak," papar Wafid.
Badan Geologi mencatat ada 943 gempa hembusan, 58 gempa vulkanik dalam, 7 gempa tektonik jauh, dan gempa tremor menerus dengan amplitudo 0,5 sampai 7 milimeter (dominan 2 milimeter) pada 1-15 Mei 2024.
BACA JUGA: Gunung Ibu Alami Gempa 11.738 Kali Selama 2 Pekan Terakhir
Menurut dia, aktivitas kegempaan didominasi gempa hembusan dan gempa tremor menerus.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News