
Itu setahun yang lalu. Harry pun pergi ke Malaka. Berobat ke sana. Orang Minang dan Riau memang suka berobat ke Malaka –seperti orang Medan suka ke Penang.
Di sana dilakukan pemeriksaan standar. Diketahuilah hatinya membesar. Lalu saluran darahnya juga membesar. Tiga bulan kemudian diminta datang lagi ke Malaka.
Kedatangannya ke kali ini untuk MRI: diketahuilah hatinya sirosis. Dokter di sana pun merasa aneh. Harry tidak mengidap hepatitis apa pun. Kok bisa kena sirosis.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Donald Trump: Ngantuk Terkulai
Maka Malaka menyarankan agar Harry transplant. Harus cepat. Dalam satu tahun. Sebabnya: sudah ada kanker di hati Harry.
Pulang ke Jakarta Harry banyak bertanya ke dokter. Ia punya kenalan dokter di RSCM. Kenalannya itulah yang menjelaskan bahwa kini Indonesia sudah mampu melakukan transplant hati: di RSCM. Lalu disarankan segera mencari donor. Sang istri mau.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Emas Bodoh
"Tapi postur saya terlalu kecil. Tidak cocok," ujar sang istri.
Dua anaknya masih remaja. Yang pertama baru SMA. Tapi beberapa keluarganya mau jadi donor. Ada yang cocok, ada yang tidak.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Nilai Wong
Akhirnya diputuskan: kakak ipar Harry yang jadi donor. Namanya: Yafiet Mulyawan. Darahnya pun sama: golongan B.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News