
Ini hotel bintang lima. Di kota San-ya. Kota wisata di bibir selatan pulau Hainan. Hotel ini di pantai. Tapi dibangun agak jauh dari pantai.
Antara lobi hotel dan pantai terlihat kolam renang yang meliuk-liuk. Memanjang. Memutar. Saling tersambung. Kanan kirinya pohon kelapa. Lalu ada jalan berterasiring menuju pantai.
Bangunan hotelnya hanya delapan lantai. Seperti tidak boleh melebihi tingginya pohon kelapa. Ada bangunan sayap kiri dan sayap kanan. Modelnya persis hotel bintang lima di Kuta, Bali.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Said Abdullah
Berada di hotel ini memang serasa di Bali. Bedanya: tidak ada suara debur ombak. Sunyi. Pohon-pohon kelapanya juga kurang hijau. Dan yang utama: sangat kurang sentuhan seninya.
Saya ke pantainya. Sebentar. Kurang dari lima menit. Dengan sesapuan pandangan saya sudah bisa ambil kesimpulan: terlalu berlebihan kalau disebut Hainan adalah Bali-nya Tiongkok.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Donald Trump: Kaya Kepepet
Kalau toh ada kemiripan dengan Bali ada kata-kata lain yang lebih pas. "Suasananya mirip pantai di Singaraja," ujar seorang seniman Tionghoa yang juga pernah ke sana.
Saya setuju dengan deskripsi tersebut. Tidak hanya pantainya, juga suasana secara keseluruhannya. Kering spiritual.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Air Amran
Pulau Hainan praktis sebesar pulau Bali. Lebih bulat. Di pantai selatan ada kota San-ya. Di pantai utara ada kota yang lebih besar: Haikou –ibu kota provinsi Hainan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News