
Rudi pun menanam porang. Dua hektare. Harga jual porang lagi gila-gilaan: sampai Rp 8.000/kg basah. Petani lain pun ikut menanam di lahan sekitarnya. Total sekitar 30 petani yang ikut jejak Rudi.
Harga porang jatuh. Tinggal Rp 2.500/kg. Kalau toh sempat naik lagi hanya sampai Rp 3.000/kg. Harga tinggi tidak pernah datang lagi.
Banyak petani yang kapok menanam porang. Apalagi yang lahannya subur. Rugi besar.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Setelah Putaran
Sejak awal sebenarnya sudah dibilang: jangan menanam porang di lahan subur; tanamlah porang di lahan gersang; sejelek-jelek harga porang masih lumayan –dibanding tidak ditanami apa-apa.
Rudi punya logika lebih jelas: kalau usaha porang jelek mengapa pabrik porang milik pengusaha besar bertambah besar.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Solusi Sapi
''Hilirisasi''.
Porang pun seperti nikel: perlu hilirisasi. Porang memang tidak masuk program hilirisasi di debat capres, tapi masuk dalam pikiran orang Sine bernama Rudi.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Kaca Spion
''Hanya saja tidak ada modal''.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News