Catatan Dahlan Iskan: Tahija Wolbachia

Catatan Dahlan Iskan: Tahija Wolbachia - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Lebih satu tahun tim Yayasan menyiapkan masyarakat di dua dukuh itu. Dijelaskan sangat detail dan berulang-ulang. ''Bahkan masyarakat diajak ke laboratorium Universitas Gadjah Mada. Mereka melihat sendiri proses terjadinya demam berdarah,'' ujar Trihadi. ''Juga proses penyuntikan telur nyamuk dengan Wolbachia,'' tambahnya.

Sambil menyiapkan masyarakat, Yayasan Tahija berbicara dengan UGM. Yayasan membantu pengadaan dua laboratorium demam berdarah untuk UGM. Pihak UGM menyiapkan peneliti dalam jumlah yang cukup. 

''Jadi, yang hebat itu para peneliti demam berdarah di UGM,'' ujar Trihadi. Merekalah yang menyempurnakan penelitian Prof O'Neill: sampai menjadi bisa diterapkan di Indonesia.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Bani Wolbachia

Para peneliti UGM pula yang melakukan penelitian crossing. Itu penting karena yang akan jadi objek adalah nyamuk lokal –bukan nyamuk bule.

Begitu UGM siap, masyarakat di dua dukuh itu juga sudah siap. Maka kepada penduduk yang terpilih jadi objek diberikan ember. Diisi air. Ke dalam air itu ditaruh telur nyamuk yang sudah terinfeksi Wolbachia. Tiap ember diberi 10 sampai 15 telur. 

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Nobel Robin

Tidak semua rumah diberi ember. Satu ember bisa untuk radius 50 m. Setelah dua minggu, telur itu sudah terbang menjadi nyamuk. Lalu ember diisi air lagi. Diberi telur nyamuk lagi. 

Begitulah. Tiap 2 minggu dilakukan hal yang sama. Sampai 12 kali.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Sirkuit Mandalika: Luar Dalam

Setelah itu memang terasa jumlah nyamuk di dua dusun itu meningkat. Tapi penduduk tidak kaget. Sudah tahu. Itu bukan lagi nyamuk yang berbahaya. Pada siklus berikutnya jumlah nyamuk kembali normal. Yang berbeda: nyamuk normal itu tidak berbahaya lagi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya