
Yakni terbentuknya kecerdasan buatan yang lebih cerdas dari manusia dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Salah satu produk awal dari OpenAI adalah GPT-1. Angka 1 mengindikasikan akan lahir GPT-2 dan seterusnya. GPT adalah singkatan dari generative pre-trained transformer.
Yakni untuk meningkatkan kecerdasan umum tahap awal: di bidang bahasa. Jangan sampai ada orang yang tidak bisa berbahasa Inggris mengalami kesulitan memahami penjelasan dalam bahasa Inggris.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Ridwan Kamil: Ridwan Jabbar
Atau bahasa apa saja. Termasuk bahasa lokal yang sangat sulit diterjemahkan seperti bahasa Swahili yang dipakai penduduk Tanzania.
Sampai sekarang sudah lahir GPT-2, GPT-3, GPT 3,5, dan GPT-4. Lalu ChatGPT. Yang terakhir itu begitu diluncurkan, Desember 2022, lebih 1 juta orang menggunakannya: hanya dalam waktu 5 menit pertama.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Pilkades Serentak: Desa e-Voting
Harusnya saya termasuk yang perlu menggunakan ChatGPT. Tapi belum. Dengan ChatGPT saya bisa menjawab banyak pertanyaan perusuh Disway sambil makan durian. ChatGPT bisa menjawab pertanyaan apa saja yang isinya seperti jawaban manusia.
Bukan hanya pertanyaan. Juga interaksi lainnya dalam bentuk chat. Memang terkadang masih ada informasi yang salah. Sistem AI-nya masih belum sempurna.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Anies Baswedan dan Cak Imin: GanSi GanBeh
Misalnya soal mengapa kadang tidak ada komentar pilihan di Disway. Saya tidak bisa membayangkan seperti apa jawabannya bila yang menjawab ChatGPT. Padahal jawaban saya sederhana: sudah memilih, lupa mengirim. Atau sudah dikirim terselip di redaksi.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News