
GenPI.co - Saya menang ceki. Kemarin malam. Itu pasti kebetulan. Itulah kali pertama saya main ceki. Latihan. Di Rumah Gadang Gebu Minang, Surabaya.
Di situ sedang ada kejuaraan ceki dan domino. Tiap malam. Selama 15 hari. Saking banyaknya peserta: 1024 orang. Saya pun ingin tahu seperti apa permainan ceki itu. Saya minta salah satu pengurus mengajari permainan kartu kecil ini. Lalu saya juga dilatih domino. Nama lengkapnya batu domino.
Seluruh peserta turnamen ceki dan domino itu orang Minang.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Menyebar Porno
"Di tanah Minang hampir semua orang bisa main ceki dan domino. Sudah seperti sepak bola di Brasil," ujar Eviadi Koto.
Eviadi adalah Ketua Umum Ikkatos (Ikatan Keluarga Kenagarian Toboh Gadang dan Sekitarnya).
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Tempus Est
"Toboh itu artinya apa?" tanya saya, dungu sekali.
"Itu nama nagari di Kabupaten Pariaman," ujar Eviadi.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Bonita Fani
Lalu saya bertanya ke Google. Oh, di sana lokasinya. Nagari besar. Begitu banyak nama tempat yang diawali kata Toboh. Semuanya masuk Nagari Toboh Gadang.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News