
Saya ingat, pernah kirim WA ke DI berisi komentar soal tulisan di Disway. Komentar pertama saya direspons dengan sangat pendek, "hatur nuhun".
Mungkin saya dikira orang Sunda. Beberapa hari kemudian, setelah berkomentar lagi, saya mendapat WA, "Terima kasih, mbak Yani sudah mengikuti tulisan saya".
Saya senang, sayalah yang harus berterima kasih karena komentar saya direspons dan nama saya disebut. Komentar saya yang ketiga, direspons dengan "anda punya bakat menulis".
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Singapura: Sendang Pancuran
Wow, bukan main senangnya, tanpa saya sadari ternyata dari tulisan saya yang sederhana itu dinilai ada bakat menulis.
Tidak bermaksud untuk membuktikan, saya terus menulis dan terus menulis. Tulisan komentar saya tentang Khalil Gibran, tentang kesaksian Boby, tentang perjalanan ke Inggris dan Amerika, semua mendapat respons yang baik.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Testosteron Prostat
Ada kalanya komentar saya tidak direspons, tidak mengapa. Mungkin saat itu tulisan saya sedang kurang baik dan waktunya introspeksi diri.
Saat ini saya merasa sangat beruntung, nama saya disebut kembali, di tulisan Disway hari ini bahkan dimungkinkan bisa "mengalahkan" tulisan Bapak Mirza Mirwan yang bermuatan ilmu pengetahuan dan tulisan Bli Leong Putu yang penuh canda, santai tapi juga serius.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Tentara Menulis
Saya berharap kali ini Bapak sedang bergurau. Masih jauh rasanya jika dibandingkan dengan tulisan beliau berdua.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News