Catatan Dahlan Iskan: Zaytun Jas

Catatan Dahlan Iskan: Zaytun Jas - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Disway

Masjid ini besar sekali. Sekitar 40 x 60 meter. Ini masjid lama. Salah satu dari bangunan pertama yang didirikan di Al-Zaytun 25 tahun lalu.

Bukan masjid baru yang enam lantai. Yang belum sepenuhnya jadi. Di salat subuh ini masjid tidak penuh.

Ada empat baris panjang santri laki-laki: tiap santri berjarak 1 meter. Tidak ada yang aneh. Salat subuh biasa. Tanpa qunut.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Zaytun Gantar

Para santri wanita berjajar jauh di belakang. Juga sudah berpakaian pramuka yang ditutup mukena. Jumlahnya kurang lebih sama.

Salat berjamaah lima waktunya pun seperti itu. Tidak ada wanita yang di depan laki-laki.
Selesai salat ada wiridan sebentar. Lalu ada pelajaran bahasa.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Zaytun Gontor

Santri laki-laki berkumpul di kiri lantai masjid. Perempuan di kanan. Saya tidak bisa melihat pelajaran ini. Saya harus bersiap-siap senam dansa gaya Disway.

Sambutan Al Zaytun ternyata antusias. Mereka senang santrinya diajak senam Sabtu pukul 06.00 itu.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Zaytun Ibrani

Saya, istri, Nicky, dan Kang Sahidin jadi pemandu senam. Pemanasannya pakai lagu Mandarin. Tiga lagu. Lalu masuk ke gerak medium impact dengan lagu Cinta SMA.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya