
Dengan lambang tanduknya. Ummaiyah lebih berorientasi ke Roma. Roma di situ bisa diartikan Roma yang kini ada di Italia, atau Roma dalam pengertian Konstantinopel yang kini disebut Istanbul.
"Tapi Roma juga bisa ditafsirkan sebagai Damaskus yang sekarang di Syria" ujar Al Makin.
Setelah sang istri bergelar doktor dari McGill, Al Makin pulang. Tepatnya pulang ke Asia Tenggara. Ia mengajar filsafat di salah satu universitas di Singapura.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal PPATK: Kebijakan Surat
Selama jadi ahli filsafat Singapura itulah Al Makin melakukan penelitian tentang nabi-nabi di Nusantara.
"Kita pernah punya 600 nabi," ujar Al Makin.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal TikTok di Amerika: Benda Mati
Itu sejak zaman penjajahan Belanda. Di Sumut pernah ada nabi Sisingamangaraja. Di Gedangan Sidoarjo juga pernah ada nabi. Pun di Brebek, Nganjuk.
Yang paling belakangan adalah nabi Lia Eden dan nabi Musadiq. Yang dua-duanya ditangkap polisi, diadili dan masuk penjara. Kedua nabi itu meninggal dalam status masih sebagai narapidana.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Transaksi Mencurigakan: Mahfud Ilahi
Saat itu Al Makin sampai tinggal di Lia Eden lama: 10 tahun. Ia jadi orang dalam di sana. Begitu masuknya Al Makin ke Lia Aden sampai lingkungan itu tidak tahu kalau Al Makin seorang peneliti nabi yang serius.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News