
GenPI.co - Dia terus sibuk membangun Jatim. Padahal godaan politik nasional begitu besar. Gubernur Khofifah Indar Parawansa kini ibarat gadis cantik—dia memang cantik—yang diincar semua siapa saja.
Terutama di hari-hari pencalonan presiden Indonesia mendekati deadline-nya. Khofifah terus bersikap cool. Capres Prabowo Subianto, setahu saya, mengirim utusan. Silih berganti.
Agar Khofifah mau jadi pasangannya: sebagai calon wakil presiden. Anies Baswedan juga mengincar Khofifah. Nasdem, sebagai pengusung Anies sudah berusaha keras meminang Khofifah.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Gempa Turki dan Cianjur: Ilmu Gempa
Hanya Ganjar Pranowo yang belum serius mendekati Khofifah. Mungkin karena punya calon wakil presiden sendiri: Erick Thohir. Atau hanya karena belum waktunya meminang Khofifah.
Sejauh ini Khofifah masih diam. Jangankan menyanggupi. Memberikan kisi-kisinya pun tidak. Orang begitu sulit menebak ke mana arah Khofifah di percaturan politik nasional.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Gempa Turki: Gempa Maras
Dia terus memikirkan Jatim. Dia tidak ingin mendapat kesan meninggalkan tanggung jawab utama sebagai gubernur. Dia tidak terlihat membentuk jaringan relawan.
Juga belum safari ke mana-mana. Dia terus safari di Jatim. Sabtu lalu saya bertemu di Takeran, Magetan. Sehari sebelumnya di Madiun.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal NU: Salam Baru
Khofifah ingin mencatatkan prestasi maksimal di Jatim. Dia mewarisi jabatan gubernur-gubernur sebelumnya yang juga berprestasi. Kebesaran Jatim sebagai provinsi besar, kali ini ada di tangan gubernur wanita.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News