
Aspakusa salah satu perusahaan yang membeli mesin ozon made in Prof Nur Undip. Di Aspakusa, ozon yang keluar dari mesin itu dialirkan lewat pipa menuju ''kolam'' pencuci sayur. Ozonnya menyatu dengan air. Airnya mencuci sayur.
Segala mikroorganisme pun hilang. Sayur menjadi tidak cepat membusuk. Dan lebih sehat. Maka Prof Nur harusnya menjadi orang yang bisa dimanfaatkan untuk ikut melawan inflasi.
Terutama inflasi akibat harga cabai dan bawang. Yang kalau harganya melonjak tidak ketulungan. Dan kalau merosot bikin tomat dibuang-buang.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Tung Desem Waringin: Tung Desember
Tentu belum ada standar satuan ozon. Maka Prof Nur membuat standar itu untuk Indonesia. Satu mesin ciptaan Prof Nur bisa memproduksi ozon 100 gram/jam.
Kapasitas itu bisa dipakai mencuci cabai 1 ton. Kalau mesin bisa bekerja 10 jam/hari berarti bisa untuk 10 ton cabai.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Sahabat Mantan Teroris: Radikal Shofa
Harganya murah: Rp 70 juta. Amerika dan Eropa memang sudah bisa membuat mesin ozon. Lebih dulu. Tapi cara memperoleh ozonnya berbeda.
Yang di Undip itu orisinal karya Prof Nur. Harganya hanya sepertiga dari buatan Amerika. Berarti Undip perintis mesin ozon untuk Asia Tenggara. Kini kita mulai bisa mengalahkan Thailand di bidang ini.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Dokter Hewan Yuda: Marah Dewi
Perkebunan cabai di Sumut juga sudah membeli mesin Prof Nur. Yakni untuk ozonisasi cabai hasil perkebunan seluas 1.200 hektare di sana.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News