
"Quran digital," jawabnya.
Dari hasil berbagai usaha itulah Jenny kini punya enam ruko di Kelapa Gading, Jakarta. Enam ruko itu dia jadikan satu. Jadilah Sagolisious.
Yakni restoran mie sagu pertama di Indonesia. Di situ juga konter penjualan mie sagu kering. Kerupuk sagu kering. Dan makaroni kering.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Pedagang Mi: Jenny Mie
Di bagian belakang resto itu dia buka music lounge: tiap malam ada live band. Banyak yang makan sambil menyanyi di situ.
Waktu Pekan Olahraga Nasional (PON) diselenggarakan di Papua, Jenny ke sana. Bersama anak bungsunya. Waktu itu uji coba pembuatan mie dari sagu sedang dia lakukan. Dia kampanye mie sagu di Jayapura.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Pengusaha Kertas: Kertas Mati
Jenny juga ke pusat tanaman sagu di pedalaman Sorong. Berhari-hari Jenny di sana. Sampai tahu kebiasaan masyarakat di situ makan ulat sagu. Mirip orang Blora makan ulat jati.
Ulat itu gemuk-gemuk. Menor-menor. Digoreng. Dimakan. Jenny ikut menikmati makan ulat sagu. Bahkan dia berani ditantang penduduk asli Papua makan ulat hidup.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Politik di Amerika Serikat: Tengah Periode
"Tidak menggigit lidah?"
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News