
Dikatakan Rektor Universitas Jenderal A. Yani itu, berbagai agenda untuk mengeluarkan dunia dari krisis ekonomi, resesi dan stagflasi akan terasa sia-sia jika perang di Ukraina masih terus berlangsung.
Hikmahanto melanjutkan, momen KTT G20 ini akan dimanfaatkan sebaik mungkin oleh Presiden Jokowi dalam menyukseskan keinginannya, yakni hadirkan perdamaian.
Pertemuan KTT G20 penting saat PBB gagal untuk meredam perang di Ukraina, baik melalui Dewan Keamanan maupun Majelis Umum.
BACA JUGA: Mendekati KTT G20, Menteri Luhut Resmikan PLTS Terapung Milik PLN di Nusa Dua Bali
“Terlebih lagi di PBB tidak ada, kepala negara maupun pemerintahan yang berkepentingan di Ukraina hadir di markas PBB. Mereka menyuarakan kebijakannya melalui para Duta Besar. Bahkan pertemuan informal antar kepala negara dan pemerintahan tidak pernah ada,” paparnya.
Menurut Hikmahanto, bila semua kepala negara dan pemerintahan hadir pada acara puncak KTT G20, maka pertemuan antar mereka yang berkepentingan di Ukraina akan dapat melakukan pertemuan informal.
BACA JUGA: John Legend dan Sandhy Sandoro Bakal Meriahkan KTT G20 di Bali
Oleh karenanya, nasib dunia ke depan ditentukan dan bergantung pada pertemuan KTT G20. Indonesia yang saat ini memegang Presidensi G20 sangat besar dan penting perannya.
Diakui Hikmahanto, kepiawaian berdiplomasi Presiden Jokowi sangat diharapkan dalam puncak acara KTT G20 nanti. Sebelumnya, Presiden Jokowi sudah memulainya dengan upaya untuk memastikan semua kepala negara dan pemerintahan untuk hadir pada puncak acara KTT G20 di Bali.
BACA JUGA: Menjelang KTT G20, Luhut Sampaikan Kabar Terbaru Vladimir Putin
Oleh sebab itu, langkah selanjutnya adalah terjadi pertemuan informal antar kepala negara dan pemerintahan yang berkepentingan di Ukraina selama berlangsungnya KTT G20.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News