
Tercatat sebagai terpanjang di Indonesia, yakni sepanjang 1.406 meter (1,4 km) menghubungkan Desa Glagah dan Desa Paliyan, Temon, Kulon Progo.
Underpass ini juga memiliki lebar 7,85 meter, clearance atas 5,2 meter dan samping 18,4 meter.
Terowongan YIA ini dibangun hanya dalam waktu yang cepat, sekitar satu tahun yaitu November 2018 hingga Desember 2019.
BACA JUGA: DPR Puji Manuver Kilat Jokowi Atasi Kasus Pasien Gagal Ginjal Anak
Sejak 24 Januari 2020, jalan bawah tanah itu telah mulai memasuki tahap uji coba. Terowongan diresmikan oleh Presiden Jokowi pada 31 Januari 2020.
Terowongan ini juga menjadi obyek rekreasi warga setempat. Di sepanjang underpass itu ada banyak relief penari angguk, tari tradisional khas Kulon Progo.
BACA JUGA: Calon Petarung UFC Jeka Saragih Ingin Bertemu Jokowi, Ini Alasannya
Relief itu seperti bergerak menari. Karena setiap relief berbeda posisi tangan, kepala dan kaki. Seolah menjadi gambar yang bergerak. Selain itu juga ada suara imbauan untuk hati-hati dengan bahasa Jawa, Indonesia dan Inggris.
Pembangunan underpass ini bertujuan agar akses Jalan Nasional Pantai Selatan (Pansela) Jawa yang menghubungkan Purwokerto dan Yogyakarta tetap terbuka karena pembangunan Bandara Kulon Progo memotong jalan Pansela yang lama.
BACA JUGA: Kontroversi Narasi Jokowi Soal Capres Golkar, Pengamat: Tak Seharusnya Disebut
Pembangunan ini menelan biaya sebesar Rp293 miliar. Adapun, sumber dana untuk pembangunan proyek itu berasal dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)/Sukuk Negara Tahun Anggaran 2018-2019.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News