Catatan Dahlan Iskan soal Dalang Wayang: Siti Jenar

Catatan Dahlan Iskan soal Dalang Wayang: Siti Jenar - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Disway

Saya sudah menonton begitu banyak dalang tapi baru malam itu menyaksikan penampilan dalang Ki Hardono.

Ia dalang wayang kulit paling terkenal di Grobogan. Ia sarjana seni lulusan Solo. Ia berumur 55 tahun. Ia penganut tarekat Syatariyah. Ia murid Romo Warji. Ia kurus tinggi.

Merokoknya kuat sekali. Kakeknya seorang dalang. Pun ayahnya. Dan salah satu anaknya akan mengikuti jejak seninya.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Tragedi Kanjuruhan: Dawet Nawi

Adegan pembukaan pergelaran malam itu: peristiwa di tahun 1424. Perang. Antara dua raja di Malaka. Dalang menampilkan perkelahian dua raja itu dengan menggunakan tokoh wayang Boma Natokosuro dan adiknya.

Akibat perang itu, ulama kerajaan di sana pilih pulang ke Cirebon. Bersama istrinya yang lagi hamil. Sampai di Cirebon mereka bergabung ke padepokan Gunung Jati.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Kapolda Jatim: Madura Minahasa

Sunan Gunung Jati adalah kakaknya. Di Gunung Jati itu sang suami meninggal. Bersamaan dengan itu istrinya melahirkan.

Si bayi tumbuh menjadi santri yang hebat di Gunung Jati. Tidak pernah tidur. Badannya lemah tapi pikirannya kuat.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Tragedi Kanjuruhan: Horeeee FIFA

"Kamu itu hebat tapi tubuhmu seperti cacing," ujar Sunan Gunung Jati kepada remaja itu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya