
Tergeletak tak berdaya di gelanggang,
Ricuh yang berisik di televisi,
Ibu masih menanti suara piringmu meminta sarapan esok hari.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Tragedi Kanjuruhan dan Anto Baret: Penyesalan Panggung
Nak, napasmu terengah-engah bukan karena soal matematika,
Namun di tengah permainan yang biasanya kau habiskan di sore hari bersama teman sebaya.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Hidup Fanatisme
Betapa pengap menghirup asap yang seketika melenyapkan mimpi-mimpimu,
Membunuh dan menginjakmu bahkan sebelum kau bilang setuju.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Bonek dan Aremania: Harapan Kanjuruhan
Ibu akan membenci siaran televisi,
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News