
Sebab, mereka meyakini Ketuhanan yang Maha Esa itu sebagaimana agama yang dianutnya, bukan sebagai yang dianut oleh semua umat.
Ada di dalam masyarakat yang memahami Ketuhanan yang Maha Esa itu harus sesuai dengan ajaran, pemahaman, atau keyakinan yang ada dalam agama Islam.
Kalau itu bertabrakan dengan keyakinan agama lain, itu soal yang lain lagi. Bagi Saiful, di sini ada persoalan.
BACA JUGA: Pendidikan Tinggi Tak Kurangi Intoleransi pada LGBT, Kata SMRC
“Kalau ada perbedaan antar-agama, harusnya perbedaan itu bisa diakomodasi oleh negara. Tidak boleh ada yang satu agama yang lebih daripada yang lain,” ungkapnya.(*)
Simak video berikut ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News