
“Pengepungan asrama Papua dan makian “monyet” ke mahasiswa Papua terjadi sudah berulang kali Gelombang protes raksasa dan tuntutan referendum saat ini adalah akumulasi dari tidak diselesaikannya akar konflik sejak dulu. Sedangkan insiden Surabaya hanyalah pemantik api dalam sekam,” tulis Veronica dalam cuitan d Twitter, Kamis (29/8).
Veronica juga menyesalkan kepada pihak yang berfikir bahwa gelombang besar ini adalah hasil konspirasi asing atau provokasi ialah suatu bentuk rasisme. “Karena berarti menganggap bahwa orang Papua tidak mungkin berpikir untuk dirinya sendiri, bahwa orang Papua tidak tau sejarah mereka sendiri yang jadi akar konflik,” lanjutnya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News