
"Di Indonesia, Program Mandatori Biodiesel pada 2021 telah menghasilkan sekitar 16,3 juta kilo liter, meningkat dari 13,3 juta kilo liter pada tahun 2020 selama pandemi covid-19,” ucap Yudo.
Dia menyebut angka itu pada 2020 bahkan masih lebih tinggi dibandingkan 2019 yang sebesar 12 juta kiloliter.
“Saya juga berharap skala pembangunan besar-besaran ekonomi hijau ini juga akan menyebar di negara-negara G20 lainnya," jelas Yudo.
BACA JUGA: Dorong Transisi Energi, Kementerian ESDM Dorong Peran Gas Bumi
Program biofuel nasional itu, tambah Yudo, akan ditingkatkan dengan Program Green Refinery yang mengambil Pilot Project di Kota Cilacap Jawa Tengah.
Proyek tahap pertama itu akan memproduksi Hydrotreated Vegetable Oil (HVO) atau Green Diesel, produk biofuel generasi kedua dari Refined, Bleached, and Deodorized Palm Oil (RBDPO).
BACA JUGA: Semburan di Proyek Sorik Marapi, Respons Kementerian ESDM Top
Biofuel juga akan berkontribusi terhadap G20 untuk menciptakan green economy dan membentuk kerja sama internasional yang lebih erat antarnegara.
Meskipun sumber biofuel terbatas pada negara-negara tertentu, sektor ekonomi hilir biofuel dan turunannya berhubungan dengan semua negara anggota G20.
BACA JUGA: Menteri ESDM: Indonesia Dorong EBT yang Berkeadilan Lewat G20
"Hal itu akan membuat kerja sama internasional dalam transisi energi dan green economy dari biofuel memiliki peran yang lebih signifikan," ujarnya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News