
Di kesempatan itu, Khofifah mewakili seluruh masyarakat Jawa Timur meminta maaf atas insiden berbau SARA yang terjadi di asrama mahasiswa Papua beberapa pekan lalu. Ia berharap lewat kunjungan Gubernur Papua bersama pejabat Pemprov Papua dan Papua Barat serta tokoh adat tersebut bisa semakin membuat erat tali persaudaraan.
“Insiden beberapa pekan lalu tersebut merupakan tindakan personal dan tidak mewakili suara kami masyarakat Jatim. Melalui silaturahmi ini, tentu, kami bahagia dan segera ingin balik berkunjung bersilaturahmi kepada Pak Gubernur dan masyarakat Papua,” katanya.
Dalam kesempatan kali ini, Gubernur Papua juga berterimakasih atas respon cepat dan kerendahan hati Pemprov Jawa Timur serta Pemkot Surabaya atas insiden tersebut. Ia juga menegaskan hubungan komunikasi antar kedua provinsi ini harusnya saling menjaga.
“Saya terima kasih atas penerimaan Ibu Gubernur di dalam forum ini. Saya datang dengan tim saya. Semua adalah tim saya. Kita bersilaturahmi dengan pemerintah Jatim sehingga hubungan kita baik,” kata Lukas.
Lukas juga bercerita jika selama ini hampir sebagian kebutuhan logistik di Bumi Cinderawasih juga hasil produksi dari Jatim. Sehingga ia menilai perlunya menjaga hubungan persahabatan dan sinergi ini untuk kemajuan kedua belah pihak.
Sehari sebelumnya (26/8/2019), Gubernur Jatim juga menerima kunjungan dari perwailan pendeta utusan Persekutuan Gereja-gereja berasal dari Pegunungan Arfak , Manokwari dan Sorong - Papua Barat serta Jayapura - Papua. Lewat pertemuan dengan para tokoh gereja ini, Pemprov menilai dapat membawa energi positif untuk menjaga situasi saat ini tetap kondusif dan terjaga.
Heboh..! Coba simak video ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News