
Suatu saat ia melirik salah satu pasiennya membuka laci mejanya.
Si pasien mengambil uang dari laci itu. Dokter Agus pura-pura tidak melihat. Pasti orang itu sangat perlu uang.
"Toh yang diambil uang kecil," ujarnya.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal PMK: Kuku Mulut
"Kalau diambil semua, ya, saya ngamuk," tambahnya lantas tertawa.
Dari sekadar tempat praktik, dr Agus bikin klinik kecil. Berkembang ke klinik besar. Akhirnya berdiri rumah sakit: 120 bed. Type C.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Tes PCR: Hadiah Lebaran
Awalnya dr Agus ingin mencantumkan nama ayahnya sebagai nama rumah sakit: Adzim Medika.
Abdul Adzim. Tapi ayahnya itu, ketika itu, masih hidup. Nama RS, aturan saat itu, tidak boleh diambil dari orang yang masih hidup.
Kebetulan Sang Kakek sangat memuji cucu yang bernama Agus itu. Diam diam. Dokter Agus pernah mencuri dengar omongan kakeknya kepada neneknya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News